Minggu, 19 Mei 2013

KORUPSI DAN KECERDASAN

KORUPSI DAN KECERDASAN MANUSIA



I. Pengatar



Genderang perang melawan korupsi sudah lama ditabuh, teriakan dan nyanyian warga masyarakat tak merdu lagi bahkan memekakkan telinga, kebijakan pemerintah terhadap setiap aparat mewajibkan menandatangani pakta integritas sudah dilakukan, media tak kurangnya setiap hari mewartakan berita korupsi, sementara penegakan hukum yang berujung pada putusan pengadilan tak cukup menghibur rakyat.  Lalu kasus serupa bermunculan.

Sepertinya korupsi berhubungan dengan kecerdasan dari orang orang melakukan kegiatan korupsi, sama seperti penjahat, ya kecerdasan , celakanya kecerdasan itu dipergunakan untuk kepentingan kejahatan, dalilnya dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi kejahatan (korupsi) selalu mengiringinya. Artinya semakin penegak hukum memerangi korupsi, semakin canggih pula kegiatan korupsi itu dilakukan.

Terkait dengan kecerdsan manusia, sangat tidak fair bila  membandingkan kecerdasan seorang Habbibie dengan peran hitecnya dengan orang desa yang pendidikan rendahan ternyata sebagai penemu padi bibit unggul, juga dibanding dengan bertinju  Kris John, yang seolah tidak memiliki  kecerdasan.
Howard Gardner dari Harvard University dalam penelitian kecerdasan manusia berkesimpulan bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki potensi yang sama dengan kecerdasan yang berbeda.
Gayus Tambunan, Nasarudin, AF, kejahatan Narkoba dan pelaku lain, baik yang sudah terbukti maupun yang belum terungkap, artinya yang disebut terakhir tidak memiliki kecerdasan yang berarti, dibanding orang orang berprestasi lainnya?.  Tentu tidak.  Mari kita lihat, untuk menemu kenali bakat alamiah yang mewakili dari kecenderungan delapan kecerdasan itu :

II. Lalu apa dan untuk apa kecerdasan itu:


Kecerdasan atau yang biasa dikenal dengan IQ ( intelligence quotient) adalah kecerdasan digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir berfikir abstrak, memahami gagasan, dengan menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognisi yang dimiliki secara individual. Dengan alat ukur psikologi yang disebutnya sebagai alat psikometri yang lebih dikenal sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Menurut L.L. Thurstone pengukuran kecerdasan meliputi  :

  1. Pemahaman dan kemampuan verbal.
  2. Angka dan hitungan
  3. Kemampuan Visual
  4. Daya Ingat
  5. Penalaran
  6. Kecepatan perseptual
Alat uji psikometrik atau IQ sebagai alat ukur kecerdasan tersebut, secara   dilakukan dengan menggunakan  tes tertulis atau tes tampilan (performance test) berupa alat test sebagai berikut :
  1. Stanford-Binnet intelligence scale
  2. Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti :
  • WB (untuk dewasa)
  • WAIS (untuk dewasa versi lebih baru)
  • WISC (untuk anak usia sekolah)
  • WPPSI (untuk anak pra sekolah)
  1. IST
  2. TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)
  3. FRT
  4. PM-60, PM Advance


    Skala Wechsler yang umum dipergunakan untuk mendapatkan taraf kecerdasan membagi kecerdasan menjadi dua kelompok besar yaitu kemampuan kecerdasan verbal (VIQ) dan kemampuan kecerdasan tampilan (PIQ). Sayangnya uji kecerdasan ini adalah terdapat bias budaya, bahasa dan lingkungan yang memengaruhinya. Kekecewaan terhadap tes IQ konvensional menimbulkan pengembangan penelitian sejumlah teori alternatif, yang semuanya ingin menegaskan bahwa kecerdasan adalah hasil darisejumlah kemampuan independen yang berkonstribusi secara unik terhadap tampilan manusia, yang sebenarnya kecerdasan tak bisa diukur, dan juga mempertanyakan sudut pandang hereditarian atas kecerdasan, sebab terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kecerdasan, yaitu :
  • Faktor Bawaan atau Biologis, faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. 
  • Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas, yaitu minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. 
  • Faktor Pembentukan atau Lingkungan, yaitu pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. 
  • Faktor Kematangan, yaitu tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. 
  • Faktor Kebebasan, ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya.

III. Perkembangan teori Kecerdasan


Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari proses belajar. Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ; seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi kecerdasan ini dari tiap - tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya.


EQ (Emotional Quotients) atau Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.

SQ (Spiritual Quotients) atau Kecerdasan Spiritual Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya., sedang ESQ  merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan horisontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam melakukan tindakan. Sedangkan penelitian yang paling akhir dan menjadi acuan saat ini adalah Multi Intelegence oleh Howard Gardner dari Harvand University. Gardner  dalam teorinya membagi  delapan kecerdasan, sebagai berikut :
  1. Kecerdasan linguistik, yaitu  seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable, membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas. Jika orang memiliki kecerdasan ini, maka pekerjaan yang cocok adalah jurnalis, penyair, atau pengacara.
  2. Kecerdasan matematik yaitu orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, dan pandangan hidupnya bersifat rasional. Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwan, akuntan, atau progammer.
  3. Kecerdasan spasial,  yang termasuk ke dalam tipe ini adalah seseorang yang  memiliki kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas. Misalnya arsitek, fotografer, desainer, pilot, atau insinyur.
  4. Kecerdasan kinetik dan jasmani, orang mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.
  5. Kecerdasan musikal,  yang termasuk ke dalam tipe ini adalah seseorang yang mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk musik dan suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah penyanyi atau pencipta lagu.
  6. Kecerdasan interpersonal, biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Selain itu, mereka juga mampu menjalin kontak mata dengan baik, menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain menyampaikan kisahnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker, negosiator, atau Guru
  7. Kecerdasan intrapersonal, yaitu seseorang yang memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerja sendiri, cenderung cuek, sering mengintropeksi diri, dan mengerti kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Pekerjaan yang cocok untuk mereka yaitu konselor atau teolog.
  8. Kecerdasan naturalis, yaitu seseorang  yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai alam. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan, dan senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh petani, nelayan, pendaki, dan pemburu.

IV. Kesimpulan.


Dari uraian 8 teori kecerdasan, dimungkinkan setiap orang memiliki satu atau beberapa kecerdasan, tergantung dari indikator dan kecenderungan yang nampak dalam kesehariannya, sekalipun itu penjahat. Artinya bisa jadi para koruptor memiliki beberapa kecerdasan lebih, daripada aparatur penegak hukumnya. Dan artinya pula bahwa para koruptor selalu mengikuti jamannya seraya berinovasi mencari modus baru yang belum menjadi perhatian para penegak hukum, sementara modus lama ditinggalkan. Dengan demikian perlu peningkatan kemampuan dan ketrampilan penegak hukum untuk mengantisipasi modus baru koruptor.
HATI HATI MODUS BARU KORUPSI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar